Day 4 - #30DaysWritingChallenge
/day 4/
Hari ini mungkin bisa dihubungkan dengan hari kemarin, karena salah satu aspek tercipta sebuah memori adalah tempat. Siapa yang tak ingin ke tempat indah nan mewah. Mungkin semua manusia di bumi pasti mengatakan hal yang sama. Namun, definisi indah tak selalu sama di mata mereka. Ini tentang indah versi pribadi saya.
Ketika alam masih mau menunjukan taring aslinya. Ketika laut masih menjamin kemurniannya. Ketika udara masih menghembuskan sifat aslinya. Tempatnyalah yang ingin kutuju. Sambil menulis kalimat tadi, saya sambil membayangkan sisi timur nusantara yang eksotisnya tak terbantah. Bukan bermaksud sang barat penuh karat. Namun, sejatinya matahari terbit dari timur. Cahaya memberi hangatnya dari timur.
Ingin sekali berjelajah ke penjuru muka bumi yang mata belum pernah lihat sebelumnya. Melihat visual sebenarnya, bukan sekedar virtual sepenuhnya. Merasakannya melalui mata, bersinggah dalam sentuhan, hingga menuju hati sungguhan.
Jika berbicara luar nusantara, ada satu negara yang saat ini menjadi impian. Negara yang terkenal dengan seninya. Negara yang terkenal dengan bunganya. Negara yang terkenal dengan film birunya. Sebagian anda mungkin langsung mengenali ketika membaca statement terakhir. Sampai detik ini saya belum tau alasan pasti ia menjadi mimpi desstinasi. Saya berasumsi, jika mereka terlah meracuni saya sedari kecil. Ketika kecil dulu saya sudah mengonsumsi produk andalan mereka, anime. Saya terdoktrin sehingga jepang memiliki kesan yang indah di mata saya. Dan ketika beranjak dewasa, keindahan itu masih melekat di dalam memori saya. Gedung, sungai, gunung yang mereka punya, saya hanya bisa membayangkan sekaligus mendoakan.
Kini semua mungkin masih menjadi angan. Masih menjadi harapan di lubuk hati terdalam. Saya menuliskan supaya suatu saat, lima atau dua puluh tahun kedepan, saya bisa kembali melihat tulisan angan ini, yang ditulis oleh seorang manusia biasa, sambil bersenandung di bawah pohon sakura, atau berteduh di bawah terik Sumba.
Komentar
Posting Komentar