Day 3 - #30DaysWritingChallenge
/day 3/
Berbicara mengenai kenangan, saya, kamu, dia, pasti memiliki seikat kenangan yang tak terlupakan. Diikuti dengan perasaan tertentu. Kenangan senang, sedih, manis, pahit, bahkan tak ada salah jika keduanya bercampur. Berbicara mengenai memori, ada jutaan memori selama saya hidup, yang mana mereka akan terus bertumbuh, berkembang seiring berjalannya waktu.
Salah satu cara saya agar memori akan terus hidup di dalam saya, adalah foto. Foto membuat saya bisa mengingat kejadiaan yang ada dalam gambar, kemudian mengingat kembali bagaimana momen itu tercipta. Kemudian mengingat kembali tentang siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana. Saya seperti menyelam ke dasar memori yang telah saya lalui. Sejak tak ada pintu untuk kembali pada memori. Mungkin, lain hal dengan sahabat kecil saya, Doraemon.
Saya masih menyimpan memori ketika masih bersekolah dulu. Memori kelakuan yang tidak ada malu, sampai yang kebahagiaan yang telah lalu. Saya sampai kewalahan untuk menyimpannya karena penyimpanan yang terbatas. Sempat terjadi perselisihan dalam diri saya. Hapus atau tidak. Setengah pikiran saya mengatakan, yang sudah lalu biarkan berlalu. Mereka sudah usang, tak perlu dikenang. Toh sang waktu saja tetap berjalan, kenapa kamu masih bertahan. Hati - hati ketinggalan. Hidup berjalan kedepan, dan sebagainya. Setengah pikiran lagi mengatakan, mereka adalah bukti, mereka adalah saksi. Mereka adalah bagian dari kehidupan. Baik itu sedih, maupun senang, aku yakin suatu hari nanti kamu memerlukannya. Kamu merindukannya. Dan itu wajar. Karena kamu akan sadar, betapa indahnya memori itu hingga kamu akan mengucap, "untung saja saya mengabadikannya". Perdebatan berakhir secara damai dengan konklusi, ruang penyimpanan saya menjadi penuh.
Satu foto bisa merangsang pikiran untuk kembali ke masa itu. Bayangkan betapa magisnya kekuatan dari satu foto. Maka dari itu, ketika kita bersama baik itu pertemuan tak penting pun, saya berharap kita mengabadikannya lewat foto. Berikan senyum terbaikmu, wajah termanismu, aksi terserumu, yang nanti akan ku simpan baik-baik. Dan ketika waktu yang menurut kita cepat berlalu, aku akan kembali pada foto itu dan berkata, "Terima kasih sudah memberikanku memori yang indah, meski pada akhirnya berakhir sudah."
Komentar
Posting Komentar